LAPORAN
PRAKTIKUM PEMULIAAN
TANAMAN
KASTRASI
& HIBRIDISASI
Disusun
Oleh :
HILARIUS BANU HASIHOLAN : 10011007
GHOFAR ISMAIL :
10011008
ARIF PRASETYO :
10011010
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
AGOINDUSTRI
UNIVERSITAS
MERCU BUANA YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Hibridisasi
merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies pada setiap
tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-sifat
yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Pad peristiwa hibridisasi akan
memperoleh kombinasi genetikyang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih
tetua yang berbeda genotipnya. Emaskulasi atau sering disebut kastrasi
merupakan pengambilan tepung sari pada kelamin jantan agar tidak terjadi
penyerbukan sendiri. Dalam proses pengambilan tepung sari tersebut dilakukan
pada saat sebelum kepala putik masak agar lebih menjaga dan memperkecil
kemungkinan terjadinya penyerbukan.
Dalam dunia
pertanian dan dalam sub ilmu pemuliaan tanaman khususnya ada yang di
namakan dengan kastrasi dan hibridisasi tanaman, Kastrasi dan hibridisasi
adalah teknik yang digunakan oleh para pemulia yaitu orang yang berusaha untuk
memperbanyak tanaman dalam lingkup pemuliaan tanaman untuk meningkatkan
produktifitas dari tanaman yang dimuliakan, kastrasi disinimerupakan proses
untuk menghilangkan kelamin jantan dari suatu bunga pada tanaman untuk
menghindari atau mencegah terjadinya penyerbukkan sendiri. Kastrasi digunakan
agar tanaman itu tidak menyerbuk sendiri, jika suatu tanaman menyerbuk sendiri
secara terus menerus mungkin dari filal juga tidak bisa optimal dalam hal
produksinya.Pemuliaan adalah suatu cara yang sistematik merakit keragaman
genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi manusia. Dalam proses ini
diperlukan bahan baku berupa keanekaragaman genetik (plasma nutfah) yang
tesedia di alam. Untuk pemuliaan tanaman dan hewan, peranan penelitian untuk
mendapatkan bibit unggul adalah sangat penting.
Kastrasi
bertujuan untuk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri (self fertilization).
Kastrasi berfungsi agar tanaman dapat lebih menghasilkan ke pertumbuhan
vegetatif (penguatan batang yang lebih besar) dan juga untuk merangsang
pembentukan bunga betina yang sempurna. Munculnya bunga jantan pada tandan
bunga berkisar antara 6-12 hari. Kastrasi dilakukan setiap hari sesuai dengan
kemunculan jantan. Ada beberapa cara untuk melakukan kastrasi yaitu dengan
menggunakan pompa pengisap, perlakuan dengan alkohol, dan secara manual dengan
menggunakan pinset.
Tujuan utama melakukan persilangan adalah (1)
Menggabungkan semua sifat baik ke dalam satu genotipe baru; (2) Memperluas
keragaman genetik; (3). Memanfaatkan vigor hibrida; atau (4) Menguji potensi
tetua (uji turunan). Dari keempat tujuan utama ini dapat disimpulkan bahwa hibridisasi
memiliki peranan penting dalam pemuliaan tanaman, terutama dalam hal memperluas
keragaman.
B. Tujuan
1.
Memberi pemahaman mengenai persilangan tanaman kentang
yang baik dan benar.
2.
Penulis dapat mengetahui sistem kastrasi dan
hibridisasi dalam melakukan persilangan bunga jantan dan betina pada tanaman
kentang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Dasar
teori
Hibridisasi merupakan suatu
perkawinan silang antara berbagai jenis spesies pada setiap tanaman. Yang
mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan
dan dapat berfariasi jenisnya. Padsa peristiwa hibridisasi akan memperoleh
kombinasi genetikyang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih tetua yang
berbeda genotipnya. Emaskulasi atau sering disebut kastrasi merupakan pengambilan
tepung sari pada kelamin jantan agar tidak terjadi penyerbukan sendiri. Dalam
proses pengam,bilan tepung sari tersebut dilakukan pada saat sebelum kepala
putik masak agar lebih menjaga dan memperkecil kemungkinan terjadinya
penyerbukan (Ferdy. 2008).
Sesuai dengan hubungan kekeluargaan tanaman yang akan
disilangkan ada beberapa macam persilangan :
1.
Intravarietal : persilangan antara tanaman-tanaman
yang varietasnya sama.
2.
Intervarietal : persilangan antara tanaman-tanaman
yang berasala dari varietas yang berbeda tetapi masih dalam spesies yang sama.
Juga disebut persilangan Intraspesifik
3.
Interspesifik :
persilangan dari tanaman-tanaman yang berbeda spesies tetapi masih dalam
genus yang sama. Juga disebut persilangan Intragenerik. Persilangan ini dilakukan
untuk maksud memindahkan daya ressistensi terhadap hama, penyakit dan
kekeringan dari suatu spesies ke lain spesies. Misal : tomat, tebu
4.
Intergenerik: persilangan antara tanaman-tanaman dari
generasi yang berbeda.Persilangan ini dilakukan untuk menstransfer daya
resisten hama,penyakit dan kekeringan dari genera-genera yang masih liar
ke genera-genera yang sudah dibudidayakan.Misal tebu dan glagah ,lobak
dank obis.
5.
Introgresive: pada tipe persilangan ini salah satu
spesies seolah-olah sifatnya mendominir sifat-sifat spesies yang lain
sehingga populasi hybrid yang terbentuk seolah-olah hanya terdiri atas
satu jenis spesies yang mendominir tersebut. uji nyata untuk mengetahui
apakah data atau hasil yang diperoleh sesuai atau menyimpang dari nisbah yang
diharapkan atau tidak. Oleh karena itu untuk mengevaluasi terhadap benar
tidaknya hasil percobaan yang kita lakukan dengan keadaan secara teori
dapat dilakukan dengan uji-X2. Tanaman Adenium termasuk jenis
tanaman berumah satu. Artinya, dalam satu bunga adenium penyerbukar sendiri
sangat jarang terjadi. Sebab, bunga betina dan bunga jantan masak pada
waktu tidak bersamaan. Kondisi seperti ini justru mempermudah
langkah penyilangan.Pemuliaan adalah suatu cara yang sistematik merakit
keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi manusia. Dalam
proses ini diperlukan bahan baku berupa keanekaragaman genetik (plasma nutfah)
yang tesedia di alam. Untuk pemuliaan tanaman dan hewan, peranan penelitian
untuk mendapatkan bibit unggul adalah sangat penting (Feros, 2009).
Kastrasi adalah pengambilan kotak
sari (bunga jantan) dengan sengaja agar tidak terjadi persilangan sendiri.
Kastrasi dilakukang pada saat bunga jantan mulai muncul tetapi belum pecah.
Kotak sari yang belum pecah biasanya telah menyembul di dua sisi bunga betina
dan berwarna putih, sedangkan kotak sari yang sudah pecah berwarna krem coklat
kehitaman. Munculnya bunga jantan pada tandan bunga berkisar antara 5 sampai 12
hari (Alfin, 2008).
Kastrasi dilakukan setiap hari
sesuai dengan kemunculan bunga jantan pada tanaman. Ada beberapa cara melakukan
kastrasi, yaitu; menggunakan pompa pengisap, dengan perlakuan alkohol dan
secara manual dengan pinset.Bunga jantan yang akan dikastrasi harus benar-benar
sudah keluar tatapi belum pecah. Tandan bunga dipegang dan kotak sari sudah
keluar dihisap dengan pompa penghisap. Cara ini dinilai kurang memuaskan karena
disamping memerlukan waktu yang tepat dan lama, hasil kastrasi juga kurang
bersih. Kastrasi harus dilakukan setiap hari selama 6 hingga 12 hari, sehingga
kepala putik banyak mengalami kerusakan mekanis karena sering dipegang dan
terkena alat penghisap. Akibatnya kepala putik tidak reseptif lagi dan tandan
bunga banyak yang gugur sebelum disilangkan (Tanto, 2002).
Ada juga beberapa teknik yang
digunakan dalam pemuliaan tanaman pada perlakuan kastrasi, teknik - teknik
kastrasi dalam pemuliaan tanaman adalah sebagai berikut:
Forching methode : Menghilangkan
benang sari dengan membuka katup bunga yang masih menutup dengan paksa.
1.
Bagging methode : Menyelubungi bunga sehingga menjadi
panas agar membuka.
2.
Clipping Methode : Menggunting ujung katup bunga (
tinnggal putik saja )
3.
Hot water treatment : Bunga diletakkan di atas air
panas sampai membuka
4.
Blowing methode : Bunga dibungkus kemudian dipanaskan
sehingga membuka.
5.
Sucking Methode : Pujuk bunga dipotong kemudian benang
sari di ambil degan pompa penghisap.
Kentang
merupakan tanaman yang perkembangbiakannya dapat secara generatif dan
vegetatif. Hal ini merupakan suatu keuntungan karena dapat mempercepat program
pemuliaannya. Namun, kentang bukan merupakan tanaman asli Indonesia sehingga
plasma nufah dan keragaman genetiknya tidak terlalu besar di dalam negeri.
Keragaman genetik merupakan salah satu hal penting dalam perakitan dan
pengembangan varietas baru dari suatu komoditas, termasuk kentang.
Banyak
karakter yang diinginkan pada tanaman kentang, di antaranya menyangkut hasil,
kualitas, dan ketahanan terhadap hama penyakit. Menurut Ameriana et al.
(1998), pada produk kentang terdapat delapan kriteria kualitas yang dapat
dijadikan informasi tentang preferensi konsumen, yaitu rasa, tekstur, ukuran
umbi, bentuk umbi, jumlah mata, kedalaman mata, warna daging, dan warna kulit
umbi. Adanya keterbatasan keragaman genetik menuntut perlunya usaha untuk
mendapatkan karakter- karakter yang diinginkan tersebut. Salah satu cara untuk
menciptakan keragaman genetik pada kentang adalah melalui hibridisasi
antarspesies sebanyak mungkin. Masuknya klon-klon kentang introduksi juga
merupakan suatu hal penting karena dapat digunakan sebagai bahan tetua
pemuliaan, sehingga menambah keragaman genetik pada hasil hibridisasi antarspesies.
Galur
kentang merupakan umbi awal hasil tuber family (Mendoza 1972). Langkah
pertama yang harus dilakukan terhadap galur kentang adalah identifikasi
sifat-sifat kuantitatif dan kualitatif melalui kegiatan karakterisasi.
Karakterisasi dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat morfologi dan agronomi
tanaman (Arsyad dan Asandi 1996). Tujuan dari kegiatan karakterisasi dan
seleksi berbagai galur kentang hasil hibridisasi adalah mendapatkan materi
untuk perakitan varietas baru.
B.
Klasifikasi
tanaman kentang
Tanaman Kentang
merupakan tanaman dikotil bersifat semusim, berbentuk semak atau herba dengan
filotaksis spiral.( Anggoro, dkk,1985). Menurut Z Human (1986) dalam Bambang
Soelarso, 1997, tanaman Kentang diklasifikasikan sebagai berikut:
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Solamun
Spesies : Solamun tuberosum L.
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Solamun
Spesies : Solamun tuberosum L.
Di
Jawa terdapat tanaman mirip Kentang yang disebut Kentang Hitam (Jawa Kentang
Ireng). Kentang jenis ini tidak termasuk dalam Genus Solamun tetapi dalam genus
Coleus, famili labiatae, dan spesiesnya disebut Coleus tuberosus Benth.
C.
Morfologi
tanaman kentang
1.
Batang
Batang
tanaman kentang berongga dan tidak berkayu, kecuali pada tanaman yang sudah tua
bagian bawah batang dapat berkayu. Batang ini umumnya barsudut dan bersayap.
Tergantung pada kultifarnya, sayap pada batang ini berbeda-beda, ada yang
tampak jelas dan ada pula yang kurang jelas. Pada yang jelas bersayap, sayapnya
sempit atau lebar, tepinya lurus atau bergelombangdan berjumlah satu atau
lebih.Burton, Hooker,(1983,1966) dalam Anggoro, dkk (1985). Pertumbuhan batang
memiliki tiga tipe tumbuh sebagai berikut:
Ø
Tegak :
membentuk sudut > 45 o dari permukaan tanah.
Ø
Menyebar :
membentuk sudut antara 30 o - 45 o dari permukaan tanah
Ø
Menjalar :
pada tanaman non budi daya atau non komersial, kecuali pada tanaman yang sudah
tua.
2.
Daun
Daun pada
tanaman Kentang merupakan daun majemuk yang terdiri atas tangkai daun utama (
rachis), anak daun primer ( pinnae), dan anak daun sekunder (folioles) yang
tumbuh pada tangkai daun utama diantara anak daun primer. Bagian rachis dibawah
pasangan daun primer yang terbawah disebut petiola. ( Bambang Soelarso, 1997). Daun
majemuk tanaman kentang, pada dasarnya tangkai daunnya mempunyai tunas ketiak
yang dapat berkembang menjadi cabang sekunder dengan sistem percabangan
simpodial. (Cutter,1978).
3.
Bunga
Bunga Kentang adalah zigomorf ( mempunyai bidang
simetris), berjenis kelamin dua (hermaproditus atau bunga sempurna), warna
mahkota bunga ( corolla) putih, merah jambu, atau ungu. Daun kelopak (calyx),
daun mahkota (corlla) dan benang sari (stamen) masing-masing berjumlah lima
buah dengan satu bunga putik (pistilus). Mahkota berbentuk terompet dengan
ujung seperti bintang. Lima buah benang sari berwarna kuning melingkari tangkai
putiknya. (Bambang Soelarso, 1997).
4.
Buah dan
Biji
Satu minggu setelah penyerbukan, bakal buah membesar
dan berkembang menjadi buah kentang berwarna hijau tua sampai keunguan,
berbentuk bulat, bergaris tengah + 2,5 cm, dan berongga dua. Buah kentang
mengandung 500 bakal biji dan yang dapat berkembang menjadi biji hanyalah
berkisar antara 10-300 biji. (Bambang Soelarso, 1997).
5.
Stolon dan
Umbi Kentang
Bagian batang yang terletak dibawah permukaan tanah
tumbuh daun-daun kecil seperti sisik pada ketiak daun terdapat tunas ketiak
yang dapat tumbuh menjulur secara diageotropik. Buku-buku (internode) yang
memanjang dan melengkung pada bagian ujungnya disebut stolon. ( Bambang
Soelarso, 1997). Umbi Kentang merupakan bagian dari batang yang berfungsi sebagai
tempat menyimpan cadangan makanan serta untuk berproduksi.( Beukema dan Van der
Zaag,1979 dalam Eri Sofiari, 1984).
6.
Akar
Tanaman Kentang yang berasal dari umbi tidak terdapat
akar utama tetapi hanya akar halus atau akar serabut saja yang panjangnya dapat
mencapai 60 cm. Dalam tanah akar banyak terdapat pada kedalaman 20 cm.
D. Pertumbuhan Kentang
1. Pertumbuhan tanaman kentang yang berasal dari biji
Apabila biji disemai maka akan berkecambah dengan
keping biji (cotyledon) muncul diatas permukaan tanah atau epigeal, reduculae
tumbuh dan berkembang menjadi akar tunggang dan kemudian membentuk akar
serabut. Setelah batang tanaman ini mencapai tinggi beberapa cm maka pada
beberapa ketiak keping biji tumbuh stolon yang selanjutnya tumbuh mendatar
kesamping didalam tanah dan pada ujungnya membentuk umbi, namun ukuran umbinya
kecil. (Cutter, 1978).
2. Pertumbuhan tanaman kentang yang berasal dari umbi.
Menurut Evans (1975) ada tiga tahapan pertumbuhan
tanaman kentang yang berasal dari umbi, yaitu:
-
Tahapan dari
sejak umbi bibit ditanam sampai menjadi tanaman muda dengan luas permukaan daun
kira-kira 200-300 cm2 , dimana umbi bibit masih memegang peranan utama sebagai
sumber makanan bagi tanaman muda tersebut.
-
Tahapan
dimulainya pertumbuhan autotropi dimana pertumbuhan tanaman dibagian atas tanah
mendominasi semua pertumbuhan tanaman.
-
Tahapan
dimulainya pembentukan umbi yang berlangsung sampai tanaman menua dan mati.
-
E. Komposisi Kimia Kentang
Kentang berperan penting sebagai bahan pangan, karena
merupakan sumber mineral dan vitamin. Kandungan vitamin C cukup tinggi yaitu 20
mg/100 gr bahan, serta merupakan sumber karbohidarat dan mineral berupa fosfor,
besi, dan kalium. Vitamin dan mineral ini sangat berguna bagi pertumbuhan serta
kesehatan tubuh. (Aoki tadafumi, 1994).
Komposisi umbi kentang sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain, varietas, keadaaan tanah, pupuk yang digunakan,
umur umbi ketika dipanen, waktu dan suhu penyimpanan. Perubahan komposisi umbi
selama pertumbuhan meliputi naiknya kadar pati dan sukrosa serta turunnya kadar
air dan gula pereduksi
BAB III
CARA KASTRASI DAN
HIBRIDISASI TANAMAN KENTANG
Bunga
Kentang adalah zigomorf ( mempunyai bidang simetris), berjenis kelamin dua
(hermaproditus atau bunga sempurna), warna mahkota bunga ( corolla) putih,
merah jambu, atau ungu. Daun kelopak (calyx), daun mahkota (corlla) dan benang
sari (stamen) masing-masing berjumlah lima buah dengan satu bunga putik
(pistilus). Mahkota berbentuk terompet dengan ujung seperti bintang. Lima buah
benang sari berwarna kuning melingkari tangkai putiknya. (Bambang Soelarso,
1997).
Kentang
berbunga pada umur 60 – 150 hari setelah tanamn tergantung dari varietas. Yang
perlu diperhatikan dalam pengambilan serbuk sari adalah waktu yang tepat
(kondisi bunga yang sudah masak), dengan ciri –ciri: Kotak sari mengkilat dan
berisi penuh. Saat yang baik untuk pengambila serbuk sari ialah saat udara
tidak terik dan embun sudah hilang. Serbuk sari disimpad dalam suhu 2 – 8 0C
dengan kelembaban 10 – 50 % dilaboratorium.
Mutu serbuk
sari saat dilakukan polinasi bisa membuahi, yang dipengaruhi beberapa faktor:
1. Kelembaban udara, kelembaban yang tinggi akan
menirunkan mutu serbuk sari.
2. Umur serbuk sari, serbuk sari yang baik adalah pada
saat masak, semakin tua serbuk sarinya makaperkecambahan semakin lambat
3. Suhu, pada suhu yang tinggi serbuk sari akan cepat
mengalami erkecambahan.
A. Bahan dan
Alat
1.
Bahan
Tanaman Penyerbuk Silang
a.
Bunga jantan dan betina
2.
Alat
a.
Alkohol
b. Gunting
c.
Pinset
d. Kapas
e.
selang plastik
f.
toples besar dan kecil
g.
Lampo 5 wat
h. Hand phone
B. Langkah
Kerja
Tanaman Penyerbuk Silang (Tanaman Kentang)
1.
Menyiapkan alat dan bahan
2.
mengambil bunga jantan pada pagi hari sebelum matahari
terbit, lalu dikering anginkan menggunakan lampu 5 wat.
3.
membuka bunga betina yang masih kuncup pada pagi hari
sebelum matahari terbit.
Cara
pengebirian bunga:
1.
Memilih bunga yang masih kuncup, memegang antara
telunjuk dan ibu jari tangan.
2.
Membuang kelopak bunga dengan pinset sehingga terlihat
mahkota bunga yang membungkus bakal buah.
3.
Mencabut mahkota bunga dengan pinset.
4.
Membuang kepala sari sampai bersih dengan menggunakan
pinset, sehingga hanya tinggal kepala putik.
Menyilangkan
dengan cara:
1.
Mengambil yang telah mekar dan masih segar dari
tanaman induk jantan.
2.
Membuka mahkota bunga yang menyelubungi alat jantan
dengan pinset, kemudian mengambil bunga jantan.
-
Pada waktu bunga masih kuncup, kepala sari lebih
rendah dari kepala putik.
-
Bunga hamper mekar, kepala sari sama tinggi dan
menempel pada kepala putik.
3.
Mengoleskan tepung sari tersebut pada kepala putik
yang telah dikebiri.
4.
Memberi etiket bunga yang telah disilangkan, agar
kelak polong dapat dikenali dengan mudah.
5.
Melakukan
penyilangan ini pada pagi hari sebelum matahari terbit (± pukul 05.00).
6.
untuk mengetahui berhasil atau tidaknya polinasi
adalah kelayuan bunga setelah 1 hari bunga dipomasi
7.
yang harus diperhatikan dalam polinasi adalah
ketelitian, kesabaran dalam melakukan polin
BAB IV
PEMBAHASAN
Penyerbukan sering mengalami
kegagalan bila dilakukan pada saat kondisi lingkungan yang tidak mendukung atau
dilakukan pada saat serbuk sari atau kepala putik dalam keadaan belum matang
oleh karena itu saat penyerbukan yang tepat merupakan faktor penting yang harus
diperhatikan agar penyerbukan berhasil dengan baik. Untuk melakukan penyerbukan
harus dipilih waktu yang tepat dan tidak boleh terlambat dimana pada saat itu
putik maupun serbuk sari dalam keadaan segar, sehat, telah matang, dan cuaca
mendukung proses persarian dengan baik. Waktu yang baik untuk penyerbukan
adalah jam 05.00 pagi (sebelum bunga mekar, karena jika bunga telah mekar
ditakutkan sudah mengalami penyerbukan sendiri pada bunga yang dijadikan induk
jantan).
Selain itu hal penting yang harus
diperhatikan adalah cara meletakkan serbuk sari dari induk jantan ke atas
kepala putik induk betina, dan menjaganya jangan sampai kepala putik tersebut
kejatuhan serbuk sari dari tanaman lain yang tidak dikehendaki maupun dari
tanaman yang sama. Oleh karena itu, setelah polinasi bunga ditutup/ dibungkus
menggunakan plastik agar tidak terserbuku bunga lain dan tidak rusak).
Hasil dari kering-angin tersebut di
masukkan kedalam toples kecil yang ditutup rapat menggunkan tutup toples dan
sebelum melakukan pengucokan di cuci dulu dengan alkohol untuk mencegah terjadi
nya kontaminasi bakteri serta kain katun berwarna putih ditengah-tengahnya
sebagai alat penyaring serbuk sari tersebut dengan kotoran dan mahkota bunga
jantan tomat tersebut.
Sebelum memindahkan serbuk sari,
tangan dan alat tersebut dicuci dengan alkohol, lalu dimasukkan ke dalam
selang yang tersebut sebagai tempat serbuk sari,dengan tujuan untuk mempermudah
dalam menempelkan serbuk sari ke kepala putik sewaktu dilapang.
Polinasi adalah membuka bunga yang
belum mekar atau kuncup dan membuang kelopak bunga dengan pinset sehingga terlihat
mahkota bunga yang membungkus bakal buah Serta membiarkannya selama 3 hari.
BAB V
KESIMPULAN
1.
Persilangan dimulai dengan mengemaskulasi bunga yaitu
pengambilan serbuk sari pada bagian bunga.
2.
Teknik hibridisasi sangat tergantung pada sifat bunga
dan tingkat pemasakan sel-sel kelamin.
3.
Keberhasilan hibridisasi disebabkan karena pemilihan
tetua yang tepat.
4.
Bunga dapat dibedakan berdasarkan ciri morfologinya
5.
Berdasarkan kelengkapan bagian bunga dapat
diklasifikasikan atas dua macam yaitu bunga lengkap dan bunga tak
lengkap.
6.
Dari perbedaan proses morfologi dapat terjadi
perbedaan proses penyerbukan.
DAFTAR PUSTAKA
Mendoza, H.A. 1972. Inheritance
of qualitative characters in the cultivated potato (Solanum tuberosum L.).
plant
breeding theory. International Potato Center. Lima, Peru. p. 1-60.
Ameriana, M., W. Adiyoga, dan L.
Sulistyowati. 1998. Pola konsumsi dan selera konsumen cabai dan kentang
ditingkat
lembaga. Jurnal Hortikultura 8(3):1233-1241.
Arsyad, D.M. dan Asandi. 1996.
Pemanfaatan plasma nutfah kedelai untuk program pemuliaan. Buletin
Plasma
Nutfah 1(1):56-62.
Alfin. 2008. Penyerbukan Buatan pada Acung
(Amorphophallus decus-silvae Back. & v.A.v.R.). Biodiversitas Vol.9 No. 4,
2008: 292-295.
Ferdy. 2008. Kastrasi dan Hibridisasi.
http://missrant.host22.com/ hkm_hrdy_wnbrg.html , diakses
pada 19 Oktober 2010.
Feros. 2009. Pengujian Kesetimbangan Hardy
Weinberg.
http://sony92erz.wordpress.com/2009/11/06/hukum-hardy
weinberg/,diakses pada 19 Oktober 2010.
Suryo. 1984. Mengenai Keseimbangan
Hibridisasi dan Kastrasi. Jakarta: PT.Gramedia.
Tanto. 2002. Pemuliaan Tanaman dengan Hibridisasi
(Allogam). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar